Jumat, 25 Februari 2011

Tabah sampai akhir, sebuah perjalanan penempaan diri



Oleh oleh sewaktu bertugas memotret Pendidikan Dasar Wanadri 2008. Semoga bermanfaat

Wanadri, perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung tertua di Indonesia yang dibentuk tahun 1964. Sebagai organisasi pencinta alam  kiprahnya telah banyak mewarnai khazanah dunia petualangan Indonesia melalui berbagai ekspedisi ,eksplorasi dan penelitian di alam bebas. Kerap aktif terlibat dalam pencarian dan penyelamatan  orang hilang dan kecelakaan di gunung hutan (SAR), juga aktif melakukan aksi kemanusian di daerah bencana. Sejak tanggal 12 Juli 2008 hingga 10 Agustus 2008 Wanadri melaksanakan pendidikan dasarnya yang ke 21 untuk merekrut anggota-anggota muda  yang digembleng agar mampu bertahan dalam berbagai kondisi  alam yang ekstrim. Selama satu bulan lamanya para siswa dilatih berbagai keterampilan untuk bertahan hidup di alam bebas.  Berawal di titik keberangkatan di Bandung, sebanyak 115 siswa melakukan perjalanan yang menguras fisik dan mental. Long march  sepanjang kurang lebih 30km dengan membawa beban di ransel rata-rata seberat 20 hingga 25 kg. Melakukan tahapan pengetahuan dasar  beraktifitas di alam bebas selama seminggu di Situ Lembang. Menyusuri  jeram sungai Citarum. Memanjati tebing curam di daerah pegunungan kapur Citatah Padalarang. Berjibaku melewati padang rawa di daerah Pantai Blanakan Subang. Long march menyusuri  rel kereta sepanjang 30km di tengah  panas matahari yang menyengat. Menyusuri jalan raya sepanjang 35 km. Melakukan kegiatan sosial di masyarakat. Lalu kembali  memasuki gunung hutan untuk mempraktekan ilmu navigasi, Search and Rescue, dan melakukan survival – bertahan hidup dengan mengandalkan makanan yang tersedia di hutan selama tiga hari lamanya. Setelah semua tahapan latihan usai, saatnya siswa dilantik dan dikukuhkan sebagai anggota muda. Kelelahan fisik dan mental, kepenatan siswa selama berlatih seolah hilang terbayar setelah bertemu keluarga tercinta yang merindukannya kembali sebagai orang yang berhasil melewati ujian penempaan diri. Sebanyak 88 siswa-8 diantaranya siswa puteri- berhasil menuntaskan semua tahapan pendidikan dasar. Mereka adalah orang-orang yang berani membuat keputusan untuk menempa dirinya  - bersiap diri menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi di tengah ganasnya alam. Sebuah keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam berbagai aksi kemanusiaan, terlebih ditengah kondisi alam yang kian tak bersahabat ini.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar