Minggu, 27 November 2011

Mount Eiger Switzerland – Pesona Sang Raksasa di Jantung Alpen


Tulisan dan foto tentang Mount Eiger – Switzerland ini bisa dibaca selengkapnya di majalah National Geographic Traveler edisi Desember 2011 yang sudah terbit akhir bulan November ini. Berikut sedikit ulasannya :

Sejarah turisme Switzerland yang dikenal sebagai negara tujuan wisata di dunia tidak bisa lepas dari kisah heroik para pendaki gunung yang berjuang menaklukan gunung-gunung di gugusan pegunungan Alpen yang membentang di Eropa barat melewati negara-negara Italia, Swiss, Jerman, Austria, hingga ke Yugoslavia. Kisah para pendaki Alpen sering Kang Mamay ceritakan kepada saya, dan cerita-cerita itu mengusik rasa ingin tahu saya tentang pegunungan Alpen yang diyakini sebagai 'tanah leluhurnya' pendakian gunung di dunia. Kisah-kisah itu menjadi semacam pengantar untuk memahami apa yang ada di benak para pendaki gunung untuk ‘bersusah-susah’ mendaki gunung. Bagi saya, perjalanan ke Alpen seakan menelusuri silsilah pendakian gunung dari akarnya. Dalam profesi desainer produk yang saya tekuni, cara itu menjadi bagian dari proses kreatif. Dengan memahaminya, saya berharap dapat memperkaya cara berpikir saya dalam merancang produk untuk para pendaki gunung.

Destinasi petualangan di Swiss lahir dari sejarah panjang antusiasme para pelancong untuk mendaki titik-titik tertinggi gunung-gunungnya. Catatan-catatan penting sejarah pendakian gunung di Switzerland dan Eropa merujuk pada antusiasme pendakian ke Gunung Eiger yang seakan tidak pernah mengenal kata surut. Sejak puncaknya pertama kali dicapai lewat jalur sisi barat pada 11 Agustus tahun 1858, hingga saat ini pencapaian para pendaki gunung untuk menorehkan tinta emas pada pendakian Gunung Eiger terutama dinding utaranya masih terus berlangsung. Rekor demi rekor kecepatan pendakian terus ditorehkan para pendaki gunung dari berbagai belahan dunia.

Di era sebelum perang dunia, euforia penaklukan dinding utara Eiger berhembus begitu kencang hingga masuk ke wilayah politik. Para pendaki gunung berlomba menaklukan dinding utara Eiger tidak hanya dengan misi membawa kebesaran nama dan kepentingan pribadinya, melainkan juga membawa motivasi untuk kebanggaan dan nama besar bangsanya. Adolf Hitler dan partai Nazi Jerman mempunyai kepentingan dalam obsesi penaklukan dinding maut ini. Tahun 1936 Jerman akan menggelar Summer Olympic di Berlin. Kesuksesan pendakian di dinding utara Eiger akan menjadi api yang menyulut semangat dan kebesaran bangsa Jerman, sehingga Hitler menjanjikan medali setingkat medali emas Olympiade bagi pendaki pertama yang berhasil menaklukan dinding utara Eiger.

Menelusuri jantung pegunungan Alpen, membuat kisah-kisah heroik pendakian Eiger bukan sekedar dongeng penghibur turis. Kisah-kisah pendaki gunung itu seakan menjadi pengantar untuk memahami kedekatan gunung dalam tradisi dan budaya masyarakat Swiss dan masyarakat di gugusan pegunungan Alpen. Termasuk, mendapatkan (sedikit) jawaban, mengapa para pendaki gunung itu mau bersusah-payah mendakinya.

Pemandangan dinding utara Mount Eiger akan terlihat jelas dari kereta yang berangkat dari kota Grindelwald menuju Kleine Scheidegg.


Menuju lokasi kemah induk di Eigergletscer melalui Jungfrau Eiger Walk

Cuaca buruk kerap menyelimuti lokasi kemah induk di Eigergletscer. Tempat ini aman dari longsoran es, namun gemuruh longsoran di sekitarnya terdengar jelas sepanjang hari.

Tali ditambatkan untuk mengamankan diri saat melewati ‘jembatan es’ Eigergletscer. Jika es runtuh, maka tubuh akan terperosok dan terseret puluhan meter dalam aliran air es yang dingin, dan keluar dari terowongan es dalam keadaan membeku


Melewati medan campuran antara es dan bebatuan kadang merepotkan pendaki. Crampon (sepatu es berpaku) dan kampak es mempermudah pendaki melalui es , namun merepotkan saat melalui medan berbatu.